Forum Islam al-Busyro presents a new statement from Abū Ayman 'Umar al-Fatiḥ: "Criterion for the Martyrdom Operation in Cirebon [Indonesia]"

NOTE: According to the Ar-Rahmah, an Indonesian jihadi website, Abū Ayman ‘Umar al-Fatiḥ claimes to be writing this statement as a representative for al-Qā’idah in Southeast Asia. Leah, any thoughts? — AL FURQON Dalam Amaliyah Istisyhadiyah di Cirebon Ungkapan salam saya teruntuk : Yang Terhormat Syaikh Usamah bin Laden semoga Allah menjaga dan merawat beliau… Yang Terhormat Syaikh Ayman Adz-Dzowahiri… Yang Terhormat Syaikh Mulla Muhammad Umar… Dan kepada Semua Komandan Mujahidin di Iraq, Somalia, Maghrib Islami, Palestina, Filiphina, Thailand, dan Indonesia semoga Allah menjaga dan merawat kalian semua… Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Segala Puji bagi Allah yang Memuliakan Islam dengan memenangkannya dan menghinakan Kekufuran dengan mengalahkannya, dan menjadikan Pembeda dalam Kitab-Nya hingga terpecahlah manusia menjadi Dua Golongan, Satu Golongan berada di Surga dan Satu Golongan lagi berada di Neraka Sa’ier. Sholawat dan Salam semoga terlimpah kepada yang diutus di ambang Hari Kiamat dengan Pedang dan memimpin Dunia dengan Keadilan , beserta Keluarga dan Para Sahabat serta yang menapaki Manhaj beliau hingga berlaku urusan Rabb-Nya (hari kiamat). Amma Ba’du… Allah Ta’ala berfirman : { إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْناهُمْ هُدًى } “Sesungguhnya mereka adalah Pemuda-pemuda yang Beriman kepada Rabb-Nya dan kami tambahkan pula untuk mereka Petunjuk”. (QS. Al-Kahfi : 13) Risalah ini saya tulis teruntuk kepada Kaum Muslimin dan sebagai Ucapan Selamat atas meninggalnya Akhi yang tercinta Muhammad Syarif -semoga Allah merahmati dan menerima beliau dalam Jajaran Para Syuhada- yang telah melakukan Peledakan Amaliyah Istisyhadiyah (Bom Syahid) terhadap Para Anshor (Penolong) Thoghut Negeri ini yang telah Murtad, di Cirebon Indonesia pada Hari Jum’at, 15 April 2011 M. Sesungguhnya Amaliyah yang dilakukan oleh Akhi Asy-Syahid (sebagaimana kami harapkan dan Allah lah yang menghisabnya) di Rumah Ibadah Para Anshor Thoghut Indonesia adalah SebuahAmaliyah Jihad dan merupakan Terror yang Terpuji menurut Syar’ie walaupun banyak yang mencelanya, karena sesungguhnya Al-Haq (Kebenaran) itu tidak diketahui dengan Banyaknya Jumlah atau dengan Orang-orangnya, akan tetapi Al-Haq itu bisa diketahui dengan adanya dalil-dalil dan bukti-bukti. Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu anhu berkata : “Kenalilah Al-Haq itu, niscaya kamu akan tahu Pengikutnya dan jangan kamu mengenali Al-Haq itu dengan Orang-orangnya”. Diantara yang menunjukkan bahwa Amaliyah Jihadiyah (Bom Cirebon) ini disyari’atkan adalah sebagai berikut : Pertama : Sesungguhnya Amaliyah ini dilakukan oleh Seorang Pemuda Muslim yang Benar Aqidahnya dan Taat kepada Diennya, setiap kali ia mendengar Al-Haq, ia pun mengamalkannya dan tidak takut karena Allah terhadap Celaan Orang-orang yang mencela – dan kami tidak menganggap Suci seorang pun kecuali Allah semata -, karena Jihad itu adalah sebuah Istilah yang hanya ada dalam Syareat Islam, bukan datang dari Orang Kafir maupun Orang Musyrik bagaimanapun bentuk perangnya. Amaliyah ini pun juga telah menyingkap banyak sekali Kesalahan-kesalahan dari berbagai analisa Orang-orang Kafir dan Murtad yang tidak mempergunakan Istilah-istilah seperti ini kecuali untuk Menghancurkan Islam dan Kaum Muslimin. Kedua : Sesungguhnya Target dari Amaliyah ini adalah mereka Para Murtadin dari kalangan Para Anshor Thoghut dan Para Prajurit Kesyirikan dan Hukum Jahiliyah. Banyak manusia yang telah melihat Kekufuran, Kedholiman dan Kejahatan mereka, serta Loyalitas mereka terhadap Yahudi dan Salibis Internasional di bawah Pimpinan Amerika dan Sekutunya melawan musuh-musuh mereka dari Kalangan Orang-orang Beriman dan Para Mujahidin. Lihatlah… mereka menembakkan Puluru terhadap Kaum Muslimin di Maluku, Poso dan tempat-tempat lain, mereka menangkapi Orang-orang sipil dari kalangan Kaum Muslimin dan Mujahidin serta Ulama mereka dan mereka merampas kekayaan Kaum Muslimin. Ketiga : Target dalam Amaliyah ini bukanlah untuk menghancurkan Rumah Ibadah dan membunuh Kaum Muslimin dengan sengaja, akan tetapi Target Utamanya adalah Memerangi Orang-orang Murtad di kediaman, kantor dan markas mereka sebagaimana mereka juga telah membunuh Kaum Muslimin Para Muwahidin di tempat tinggal dan masjid mereka dengan alasan Memerangi Terorisme. Allah Ta’ala berfirman : { فَإِذَا انْسَلَخَ الأَشْهُرُ الْحَرَمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوْهُمْ } “Maka apabila sudah habis Bulan-bulan Harom itu, maka bunuhlah Orang-orang Musyrik itu dimana saja kalian jumpai mereka”. (QS. At-Tawbah : 5) Al-Qurthubi berkata : (maka bunuhlah Orang-orang Musyrik) artinya Bunuhlah mereka dengan segala cara, (dimana saja kalian jumpai mereka) artinya Bunuhlah mereka di setiap tempat walaupun mereka sedang berada di Tirai Ka’bah. Allah Ta’ala juga berfirman : { وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَافَّةً } “Dan perangilah Orang-orang Musyrik itu seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kalian seluruhnya”. (QS. At-Tawbah : 36) Keempat : Sesungguhnya Amaliyah ini dilakukan dengan Cara yang Islami dan sesuai dengan Nash-nash Syar’ie, yaitu : وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيْرًا “Dan mengapa kalian tidak berperang fisabilillah dan membela orang-orang yang lemah baik dari kalangan laki-laki, wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa : ‘Yaa Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri yang dzalim penduduknya ini serta berilah kami Pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami Penolong dari sisi-Mu”. (QS. An-Nisa : 75) Allah Ta’ala berfirman : فَقَاتِلْ فِى سَبِيْلِ اللهِ لاَ تُكَلَّفُ إِلاَّ نَفْسَكَ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِيْنَ, عَسَى اللهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا وَاللهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنْكِيْلاً “Maka berperanglah fisabilillah, tidaklah kamu dibebani melaikan karena Kewajibanmu sendiri dan kobarkanlah semangat Orang-orang yang Beriman untuk berperang, semoga Allah akan menolak serangan orang-orang Kafir itu dan Allah lah yang Amat Besar Kekuatan dan Amat Besar Siksaan-Nya”. (QS. An Nisa : 84) Allah berfirman : { وَقَاتِلُوْهُمْ حَتَّى لاَ تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهُ للهِ } “Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi Fitnah dan Dien ini semuanya hanya untuk Allah semata”. (Al-Anfal : 39) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Jika Dien ini sebagian untuk Allah dan sebagian untuk selain Allah, maka wajib untuk berperang hingga Dien ini seluruhnya hanya untuk Allah semata”. Kelima : Sesungguhnya Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam Amaliyah Jihadiyah ini misalnya, itu sudah merupakan hal yang biasa dalam sebuah Peperangan, juga dalam Sejarah Islam, tetapi yang banyak dilupakan dan pura-pura dilupakan oleh mayoritas orang adalah bahwa Fitnah dan Kekufuran itu adalah lebih besar dan lebih dahsyat daripada Pembunuhan. Allah Ta’ala berfirman : يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Mereka bertanya tentang Bulan-bulan yang diharomkan untuk Berperang di dalamnya, katakanlah “Sesungguhnya Peperangan dalam bulan haram adalah Dosa Besar, akan tetapi menghalangi manusia dari jalan Allah, kufur kepada-Nya, menghalangi masuk Masjidil Harom dan mengusir penduduknya dari sekitarnya itu lebih besar lagi dosanya di sisi Allah. Dan Fitnah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari Dienmu, semampu mereka. Barangsiapa yang Murtad di antara kamu dari agamanya, lalu ia mati dalam Kekafiran, maka mereka akan terhapus amalannya di Dunia dan di Akhirat, dan mereka itulah Para Penghuni Neraka dan kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqoroh : 217) As-Sa’di berkata dalam tafsirnya : “Jumhur berpendapat bahwa Pengharaman Berperang di Bulan-bulan Harom itu telah mansukh (terhapus) dengan Perintah untuk memerangi Orang-orang Musyrik dimana saja mereka jumpai”. Sebagian Para Ahli Tafsir lainnya mengatakan : “Sesungguhnya ayat itu belum di-mansukh (dihapus), karena yang Muthlaq (Umum) itu dibawa kepada yang Muqoyyad (terperinci), jadi Ayat ini menjadi Muqoyyad (rincian) dari keumuman Perintah Berperang secara Muthlaq (Umum); karena ayat tersebut mengungkapkan adanya keutamaan dari Bulan-bulan Harom, bahkan keutamaan terbesarnya adalah haramnya Berperang di bulan tersebut, akan tetapi ini hanyalah untuk Peperangan Offensive (menyerang), adapun dalam kondisi Peperangan Defensive (bertahan), maka diperbolehkan berperang di Bulan-bulan Harom tersebut, sebagaimana juga dibolehkan Berperang di Negeri Harom (Jazirah Arab)”. Ayat ini turun berkenaan dengan apa yang terjadi atas Sariyah Pasukan Abdullah bin Jahsyirodhiyallahu anhu dimana Amru bin Al-Hadhromi rodhiyallahu anhu telah membunuh musuh dan merampas hartanya, dan itu terjadi – sebagaimana dikatakan – pada Bulan Rajab hingga Orang-orang Musyrik mencela Peperangan pada Bulan Harom tersebut dan mereka berbuat Dholim dalam Celaan mereka, padahal dalam diri mereka terdapat keburukan-keburukan yang lebih besar daripada apa yang telah mereka celakan terhadap Kaum Muslimin. Begitu juga apa yang dialami oleh Kholid bin Walid rodhiyallahu anhu dan Usamah bin Zaid bin Haritsah rodhiyallahu anhu yang mana mereka berdua telah membunuh seseorang yang mengucapkan Dua Kalimat Syahadat dan mengira bahwa orang tersebut mengucapkan Syahadat hanya pura-pura dan takut mati, akan tetapi kemudian Nabi SAW mengingkari hal tersebut dan mencela keduanya sesuai kadar kesalahan mereka berdua. Keenam : Sesungguhnya Jihad itu menjadi sebuah Furqon (Pembeda) antara yang Haq dan yang Bathil, antara yang Beriman dan yang Kafir, antara Wali Ar-Rahman (Allah) dan Wali Syaithon. Adapun Amaliyah Istisyhadiyah di Cirebon itu menjadi Penyingkap dari Kekufurannya orang-orang Kafir dan Kemurtadannya orang-orang Murtad, serta apa-apa yang disembunyikan oleh Orang-orang Munafiq dalam dada mereka berupa Kekufuran, Kemurtadan dan Kesesatan. Hal itu (Bom Cirebon) juga menyingkap Wala’nya orang-orang Munafiq dan orang-orang yang dalam hati mereka ada Penyakit kepada Salibis Amerika dan antek-anteknya dari kalangan Bangsa kita sendiri. Inilah problematika Wala’ dan Baro’ dalam Islam yang telah disingkap oleh Jihad fisabilillah. Allah berfirman : وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُورَةٌ فَإِذَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ مُحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ “Dan orang-orang yang Beriman berkata : ‘Mengapa tidak diturunkan suatu Surat (untuk berperang)?’, maka apabila diturunkan suatu Surat yang muhkamah dan disebutkan di dalamnya tentang Perang, kamu akan melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada Penyakit memandang kepadamu seperti pandangan orang yang Pingsan karena takut mati”. (QS. Muhammad : 20) Allah berfirman : أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَة “Tidakkah kamu melihat orang-orang yang jika dikatakan kepada mereka : ‘Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah Sholat dan tunaikanlah Zakat’, maka saat diwajibkan atas mereka untuk Berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka takut kepada Manusia sebagamana ia takut kepada Allah, bahkan lebih takut”. (QS. An-Nisa : 77) Allah berfirman : أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ * وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ * وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَاتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ * الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Dan mengapa ketika kamu ditimpa mushibah, padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu, kamu berkata : ‘Darimana datangnya (kekalahan) ini ?’, katakanlah : ‘Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri’. Sesunguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (*) Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua Pasukan, maka itu adalah dengan Idzin Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang Beriman. (*) Dan supaya Allah mengetahui siapa saja orang-orang yang Munafiq. Kepada mereka dikatakan : ‘Marilah berperang fisabilillah atau pertahankanlah (dirimu)’, mereka berkata : ‘Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikutimu’. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada Kekafiran daripada Keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih Mengetahui apa yang yang ada dalam hatinya, dan Allah lebih Mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (*) (yaitu) Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka sendiri tidak ikut berperang : ‘Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh’, katakanlah : ‘Tolaklah Kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar’”. (QS. Ali Imran : 165 – 168) Allah berfirman : أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui orang-orang yang Berjihad di antara kamu dan tidak menjadikan Teman Setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang Beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-Tawbah : 16) As-Sa’di berkata dalam tafsirnya : “Allah Ta’ala berkata kepada hamba-hamba Nya yang Beriman setelah Ia perintahkan mereka untuk Berjihad : { Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan } tanpa Cobaan dan Ujian serta perkara-perkara yang akan memperjelas dengannya mana yang Jujur dan mana yang Dusta”. { Sedang Allah belum mengetahui orang-orang yang Berjihad di antara kamu } artinya : mengetahui upaya kekuatan yang muncul keluar (terlihat) untuk memperoleh Pahala dan Hukuman, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang Berjihad fisabilillah untuk menegakkan kalimat-Nya, { dan tidak menjadikan Teman Setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang Beriman } artinya : Wali (teman setia) dari orang-orang Kafir, akan tetapi sebaliknya mereka menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Beriman sebagai Wali (teman setia). Maka Allah mensyari’atkan Jihad untuk mencapai maksud yang agung ini, yaitu membedakan orang-orang yang Jujur yang tidak bertempur kecuali untuk Dienullah, dari orang-orang yang berdusta yang menganggap diri mereka beriman akan tetapi mereka menjadikan Teman Setia dan Walinya dari selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang Beriman. { Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan } artinya : mengetahui apa yang terjadi dan apa yang berasal dari kalian, maka Allah akan menguji kalian hingga akan tampak siapa sebenarnya diri kalian dan akan membalas atas segala perbuatan kalian, baik yang baik maupun yang buruk. Selesai Perkataan beliau. Allah berfirman : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ * فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ * وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ “Wahai orang-orang yang Beriman, janganlah kalian mengambil Orang Yahudi dan Nashoro sebagai Pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi Pemimpin, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang Dzolim. (*) Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada Penyakit di dalam hatinya bersegera mendekati mereka seraya berkata : ‘Kami takut akan mendapat Bencana’. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan Kemenangan atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (*) Dan orang-orang yang Beriman akan mengatakan : ‘Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan Nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu ?’, Rusak binasalah segala amalan mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang Merugi.” (QS. Al-Ma’idah : 51 – 53) Allah Ta’ala berfirman : { لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ } “Kamu tidak akan mendapati orang-orang yang Beriman kepada Allah dan Hari Akhir itu saling berkasih sayang dengan orang-orang yang Menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah : 22) Artinya : Tidak akan berkumpul antara ini dan itu, tidaklah Seorang Hamba yang benar-benar Beriman kepada Allah dan Hari Akhir itu kecuali melaksanakan Tuntutan Keimanan dan kewajibannya yaitu Mencintai orang-orang yang Beriman dan loyal kepada mereka, serta Membenci orang-orang yang tidak Beriman dan memusuhinya, walaupun ia adalah orang yang terdekat dengannya. Dan masih ada ayat-ayat yang lain… Kita telah melihat dengan mata kepala kita, kita juga mendengar dengan telinga kita serta terus mendengar dan melihat bahwa Thoghut dari kalangan Bangsa Sendiri mereka menangkapi Saudara-saudara kita Kaum Muslimin Muwahidin di rumah-rumah, di jalanan, di pasar-pasar, kemudian mereka masukkan mereka ke dalam Penjara, kemudian mereka berbuat sesuka hati mereka terhadap para muwahhidin di penjara, berupa pemukulan, penyiksaan, dan pelanggaran kehormatan. Kepada Alloh saja kita memohon pertolongan. Sayangnya, Ulama Ummat ini beserta Para Da’i mereka, tetap saja bermain-main demi Maslahat Dakwah, mereka mencela Jihad dan Mujahidin dan mengatakan bahwa Amaliyah ini merupakan sebuah Kejahatan, Teror dan Pengrusakan, serta mendukung Pemerintah Thoghut Negeri ini yang (mereka menganggap) semua orang harus Mendengar dan Taat serta tidak mengkudetanya. Kepada Para Ulama, saya katakan… Dimana kalian menempatkan Posisi kalian…??? Dimana Posisi kalian dalam Masalah ini…??? Dan siapa yang kalian loyali dan kalian musuhi…??? Ketahuilah… Bahwa setiap Kata yang keluar dari mulut-mulut kalian akan menjadi Sandaran dan Panutan bagi Ummat dan akan dimintai pertanggung jawaban pada Hari Kiamat kelak. Jika kalian turut seta mendukung Thoghut dalam Kekufuran dan Kedholiman mereka, maka celakalah kalian karena telah membawa manusia kepada Kerusakan dan Kesesatan. Lihatlah efek dari kata-kata dan fatwa kalian… Thoghut menjadi lebih giat dalam menyisir orang-orang yang Beriman dari kalangan Para Mujahidin serta menangkap dan membunuh mereka dimanapun mereka berada, sedangkan Kaum Muslimin menyaksikan ini semua tanpa gerak dan kata… Apa Sebabnya…??? Sebabnya adalah Legalitas (Pembenaran) dan Fatwa-fatwa yang kalian sampaikan… Wahai Para Ulama… Tidakkah kalian tahu apa sesungguhnya yang sedang terjadi dengan Ummat kalian di Palestina, di Iraq, di Afghanistan dan di negara-negara lain…??? Apakah benar, bahwa kalian juga tidak mengetahui keadaan saudara-saudari kalian hingga di negeri sendiri pun…??? Inilah dia Fathimah Al-Iraqi yang telah diperkosa Tentara-tentara Salibis dari kalangan anak cucu Kera dan Babi hingga 9 kali dalam satu hari di Penjara Abu Ghuraib, dan inilah dia Afiyah As-Shidiqy yang ditangkap Intelijen Amerika dan diperkosa di Penjara hingga gila… Laa Haula wa Laa Quwwata illah Billahil ‘Adhiem… Wahai Para Ulama… Susullah kami dan bergabunglah bersama kami di jalan ini serta bantulah kami walaupun dengan kata-kata… Wahai Para Ulama… Berhati-hatilah kalian dari menjual Dien ini dengan balasan Dunia yang sedikit, dan dari menyembunyikan Al-Haq dari manusia, karena Allah telah berfirman : إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ * إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah Kami turunkan yang berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab (Al-Qur’an), mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh Semua yang bisa melaknat. (*) Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan serta menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka, Aku menerima taubatnya dan Aku lah yang Maha menerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 159 – 160) Allah berfirman : إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ * أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ * ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, berupa Al kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya memakan Api ke dalam perut mereka dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat serta tidak akan mensucikan mereka. Dan bagi mereka siksaan yang amat pedih. (*) Mereka itulah orang-orang yang membeli Kesesatan dengan Petunjuk dan (membeli) Siksa dengan Ampunan, maka alangkah beraninya mereka menentang Api Neraka. (*) Yang demikian itu adalah kerena Allah telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa Kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang Al-Kitab itu, benar-benar dalam Penyimpangan yang Jauh.”(Al-Baqarah : 174 – 176) Dan janganlah kalian menjadi Ulamanya Penguasa, hingga kalian mengambil dan mencuri dari sebagian Urusan Dien kalian untuk kepentingan Dunia Penguasa kalian, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bal’am bin Bauro’ dan keturunannya. Allah berfirman : وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ * وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ * سَاءَ مَثَلا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ * مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ “Dan bacakanlah kepada mereka Berita orang-orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian ia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu ia diikuti oleh Syaithon, maka jadilah ia termasuk orang-orang yang Sesat. (*) Dan kalau Kami mengehendaki, sungguh Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tapi dia cenderung kepada Dunia dan menurutkan Hawa Nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti Anjing, jika kamu menghalaunya, diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya, dia mengulurkan lidahnya juga. Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (*) Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat Dzolim.(*) barang siapa yang diberi Petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat Petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka merekalah orang-orang yang Merugi.” (QS. Al-A’rof : 175 – 178) Bertaqwalah kepada Allah wahai Para Ulama… Bertaqwalah kalian… Dan kepada kalian Wahai kaum Muslimin di Setiap Penjuru Dunia… Janganlah kalian takut dari Amaliyah Mujahidin… Sesungguhnya kami tidak mentargetkan kalian dalam Amaliyah kami… Selama kalian tidak menunjukkan Loyalitas kalian kepada Kekufuran dan Thoghut serta mendukung mereka dengan Bantuan dan Statement sedangkan kalian ridho dengan itu semua dan tidak dalam kondisi terpaksa, maka jagalah selalu Dien dan Keislaman kalian… Didiklah diri kalian dan keluarga kalian dengan Akhlakul Karimah dan Budi Pekerti yang baik, serta terhadap Aqidah Al-Wala’ wal Baro’ (Aqidah Loyalitas dan Permusuhan) dan berpeganglah kalian dengan Kitab Rabb kalian (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi kalian, serta gigitlah hal tersebut dengan Gigi Geraham kalian (dengan sekuat-kuatnya) walaupun akan ada Rintangan di jalan itu. Ketahuilah Wahai Kaum Muslimin… Sesungguhnya kesenangan Dunia itu sedikit dan Akhiratlah yang lebih baik bagi orang yang Bertaqwa dan kalian tidak akan didzolimi sedikitpun… Dimana kalian berada, niscaya Kematian akan menjemput kalian, walaupun kalian berada dalam Benteng yang Kokoh… Berhati-hatilah kalian dari makar musuh-musuh kalian… karena sesungguhnya mereka selalu merencanakan Tipuan dan Makar terhadap Peperangan kalian siang malam… Jangan kalian condong kepada mereka dan jangan kalian tunduk terhadap mereka, yang akan menjadikan kalian rugi dalam Dunia kalian maupun Akhirat kalian, masalah ini sangatlah rawan… Allah Azza wa Jalla berfirman : وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian hingga mereka bisa mengembalikan kalian dari Dien kalian jika mereka mampu, dan barangsiapa yang Murtad diantara kalian dari Diennya dan kemudian ia mati, maka ia mati dalam Kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di Dunia dan Akhirat, dan mereka itulah Para Penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.”(Al-Baqarah : 217) Dari Muadz bin Jabal ra. berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Ambillah Pemberian selama murni Pemberian, tetapi jika ada unsur Sogokan terhadap agama, maka janganlah kalian menerimanya dan hal itu tidak bisa kalian pungkiri, hanya Kefakiran dan Kebutuhan yang menghalangi kalian (untuk menolak). Ketahuilah bahwa Roda Islam akan selalu berputar, maka berputarlah bersama Al-Qur`an di manapun posisinya. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Al-Qur`an dan Penguasa akan terpisah, maka janganlah kalian memisahkan diri dari Al-Qur`an. Ketahuilah bahwa akan muncul di tengah kalian penguasa, yang memutuskan sesuatu demi kemaslahatan diri mereka sendiri tanpa mempedulikan kalian, jika kalian melawan mereka, niscaya mereka akan membunuh kalian, tetapi jika kalian mentaati mereka, niscaya mereka akan menyesatkan kalian”. Para Sahabat bertanya : “Yaa Rosululloh, apa yang harus kami lakukan ?”, Beliau menjawab : “Lakukan sebagaimana yang dilakukan oleh para pengikut Isa bin Maryam, mereka dibelah dengan gergaji dan digantung di tiang kayu salib. Mati dalam ketaatan kepada Alloh jauh lebih baik dari pada hidup dalam maksiat kepada Alloh” (Al Haitsami berkata : Hadits ini diriwayatkan oleh Thobroni dan Yazid bin Mirstad tidak mendengar dari Mu`adz, serta Wadhin bin `Atho dianggap tsiqoh oleh Ibnu Hiban dan yang lain, tetapi didhoifkan oleh jamaah, sedangkan para rowi lainnya adalah tsiqoh. Lihat : Majma`u zawaid – bab tidak ada ketaatan dalam maksiat – juz 5 hal. 227, 228, 238 ). Terakhir, untuk kalian Wahai Para Kafirin dan Murtadin dari Kalangan Para Thoghut dan Para Pembela mereka… Saya katakan kepada kalian : Berislamlah kalian, niscaya kalian akan selamat, karena sesungguhnya Keselamatan itu hanya bagi orang yang mengikuti Petunjuk… Dan bertaubatlah kalian kepada Allah dari apa-apa yang kalian pernah berada di atasnya berupa Kekufuran, Kesyirikan, Kedholiman dan Kejahatan, karena sesungguhnya Kematian akan datang – dan itu tidak bisa dipungkiri – meskipun kalian tidak suka… dan hal itu akan terasa dekat bagi yang mau melihatnya… Maka larilah kalian menuju Allah, karena Ia Maha Baik lagi Maha Penyayang… Lihatlah peran dan pekerjaan kalian… Evaluasi kembali perkiraan kalian … Pergunakanlah Akal kalian… Siapa yang kalian ibadahi…??? Siapa yang kalian tolong…??? Dan siapa yang kalian perangi…??? Bukankah kalian menyembah Allah tetapi juga menyembah yang lain…??? Inilah syirik, yaitu menjadikan Sekutu bagi Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan bagi Allah… Bukankah kalian menolong Para Thoghut yang berarti segala sesuatu yang diibadahi selain Allah dan ia ridho dengan Ibadah tersebut, dan Ibadah di sini dalam artian Menghalalkan apa yang telah Allah haramkan dan mengharamkan apa yang telah Allah halalkan, serta Mendengar dan Taat dalam bermaksiat kepada Allah, dimana ini adalah Peperangan kalian terhadap Kaum Muslimin dan Para Majahidin dengan alassan perang terhadap Terorisme sebagaimana yang diserukan Amerika…??? Bukankah kalian berdiri berada di Belakang Bendera Syaithon dalam artian Demokrasi yang Kufur dan Undang-undang Positif yang Jahiliyah…??? Bukankah kalian memerangi Orang Beriman, Muwahidin dan Mujahidin…??? Baiklah, kalian mengatakan bahwa kalian memerangi Para Teroris… Akan tetapi Teroris siapakah yang kalian maksud…??? Bukan kah mereka adalah Orang Beriman, Muwahidin dan Mujahidin sebagaimana yang diinginkan Amerika…??? Bukankah begitu…??? Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab… Bertaubatlah kalian kepada Rabb kalian sebelum kalian menyesal… Ikutilah Sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan berjaya… Ketahuilah bahwa yang kami inginkan dalam setiap Amaliyah Jihad kami adalah mengeluarkan Hamba dari beribadah terhadap Hamba kepada beribadah kepada Rabbnya Hamba (Alloh), dari Kejahatan Dien-dien kepada Keadilan Islam dan dari Kesempitan Dunia kepada Luasnya Dunia dan Akhirat… Maka jika kalian mengabaikan hal ini, maka kami akan mendatangi kalian dengan tentara-tentara yang mereka mencintai Kematian sebagaimana kalian mencintai Kehidupan… Dan kalian menyaksikan hal ini… Dan ketahuilah… Sesungguhnya kendaraan Jihad akan terus ada hingga Hari Kiamat, dan kalian tidak dan tidak akan mampu menghentikan kendaraan ini dan kalian tidak akan mampu mematikan Cahaya Ilahi ini… Dan Allah pun enggan kecuali untuk menyempurnakan Cahayanya walaupun dibenci orang-orang Kafir… Dan ketahuilah bahwa Allah adalah Pelindung kami dan kalian tidak memiliki pelindung… Dan hasilnya adalah bahwa kemenangan terakhir adalah bagi orang-orang yang Bertaqwa… Dan hasilnya adalah bahwa yang terbunuh dari kami akan berada di Surga dan yang terbunuh dari kalian akan berada di Neraka Sa’ier… Allahumma yaa Allah tolonglah Para Mujahidin di setiap Tempat, di Iraq, di Somalia, di Maghrib Islami, di Yaman, di Afghanistan, di Palestina, di Filiphina, di Thailand, di Indonesia dan di negeri-negeri lainnya… Allahumma yaa Allah, satukanlah Barisan mereka, kumpulkanlah kata-kata mereka, sembuhkanlah penyakit mereka, bebaskanlah tawanan mereka serta terimalah Para Syuhada mereka… Allahumma yaa Allah, Adzab-Mu bagi Yahudi, Salibis, Amerika beserta Sekutu dan antek-anteknya yang telah melampaui batas di banyak negeri dan mereka terus memperbanyak Kerusakan… Allahumma yaa Allah, hancurkanlah mereka, pisahkanlah perkumpulan mereka, cerai-beraikanlah kesatuan mereka, tanamkanlah dalam hati-hati mereka Rasa Ketakutan dan hancurkanlah mereka di kediaman-kediaman mereka yaa Rabb Semesta Alam… Allahumma yaa Allah, tolonglah kami menghadapi mereka sesuai dengan alat dan cara yang Engkau sukai… Allahumma yaa Allah, sesunguhnya kami ini lemah maka tolonglah kami, yang tiada Daya dan Kekuatan kecuali dengan Engkau… Allahumma yaa Allah, ambilah dari darah-darah kami dan arwah-arwah kami hingga Engkau ridho… Allahumma yaa Allah, terimalah kami dalam Barisan Syuhada dan berikanlah kami rezeki Surga Firdaus yang paling Tinggi… Allahumma yaa Allah, lapangkanlah atas kami untuk bersabar, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami dari Kaum Kafirin… Dan Akhir Seruan kami Walhamdulillahi Robbil ‘Alamien… Dan Sholawat dan Salam semoga senantiyasa terlimpah kepada Nabi kita Muhammad besrta Keluarga dan Para Sahabat beliau… Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Al-Qaidah di Asia Tenggara Saudara kalian fillah yang mengharap Ampunan Ar-Rahman Abu Aiman Umar Al-Fatih _____

Last Will and Testament from last weeks Indonesian bomber Muḥammad Syarif Astanagarif

UPDATE 4/20 10:04 AM: Here is an English translation of the below last will and testament:
That I : Muhammad Syarif
Insha Allah, by the permission of Allah, very , very much !!!!!! “Dies Shaheed”. Not because of wanting to be called a Mujahid. But the honour of shaheed has been embedded heavily in the heart . With the promise of the One Who created me and Who will purify me. Namely the promise of Allah…….Allah…….Allah.
My message : “Indeed, the life of the world is only deceptive”. Wass.
_____


NOTE: Indonesian police found a copy of Muḥammad Syarif Astanagarif’s last will and testament written on the back page of Abū Muṣ’ab al-Sūrī’s Muslims in Central Asia and The Coming Battle of Islam? The Indonesian jihādī forums have already released a statement in response to the attack, which you can see here.


Bahwa saya : Muhammad Syarif
Insya Allah atas / izin Allah, sangat, sangat !!!!!! ” Meninggal Syahid”. Bukan karena ingin disebut Mujahid. Tetapi kemuliaan Syahid telah melekat berat di hati. Dengan janji dari yang menciptakan saya dan yang akan mensucikan saya. Yaitu janji Allah…….Allah…….Allah.
Pesan saya : “Sungguh kehidupan dunia hanya menipu. Wass.
_____

Forum Islam al-Busyro presents a new statement from al-akh Isrofiel: "Attention to the Muslims of Cirebon on the Bombing Case"

UPDATE 4/20 10:25 AM: Here is an English translation of the below statement:
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
It is wajib for the Muslims to sharpen their vigilance and take precautions against their enemies, and the Muslims should always remember that their enemies always stay up to plan and plot against the Muslim. Therefore the Muslims must be constantly vigilant so they can know, where does the enmity originate from and how does the hatred amongst them become ignited???…
Indeed, the presence of the munafiqs in the Islamic community is a latent danger that is big, however even more dangerous than that is the presence of the believers who always accept the dictates from the munafiqs, they also want to listen to the gossips of the munafiqs, in fact even tailing behind the opinions and behaviours of the munafiqs, without heeding its impacts on the Muslims.
The Qur’an has recorded for us some disasters that befell the Muslims, caused by some Muslims who had tailed behind (followed) the munafiqs, the spiteful, so that we can reap the hikmah (wisdom) from the experience of those who came before us.
O spreaders hoax…! O swallowers of fitnah…! O people who do not like to see two people who love each other except they must endeavour to separate them …! O people who want to denounce the people who are not entitled to be denounced..! Restrain your speech…! For surely you will be prompted accountability for your every word.
Allah Ta’ala says :
Meaning : “Man does not utter any word except that with him is an observer (angel) prepared [to record].” [Qaaf : 18]
Be careful with the words of deceit, spreading false issues, accusing the Muslims without proof, being prejudiced against Muslims…!!!
Understanding The Bombing Inside A Masjid
It is indeed surprising, a “suicide bomb” (read: shaheed bomb) exploded in a masjid. Curses then flowed freely from various parties, not least from the Muslims themselves.. either they were ever committed to fight this country, or not…
Denunciation of this young man keeps coming insistently when his janaza was not even buried yet… is it true that what was done by this youth is wrong? Allow me to explore a little how to interpret this case from my point of view…
Firstly…
The target of this youth is clear, namely those of the infidels (kafir) from the ranks of the Police of Cirebon, why are the police called kafir…? whereas those policemen do perform solat…? Remember, that the status of those policemen is Ansar Thaghut, i.e. the helpers of the Thaghutso that Islam is not established in this country… they hindered the Muslims, making it difficult for the Muslims, plotting against them and submitting to the Jews by being friends with America, namely the country that kills the most Muslims… then can we say that the police are Muslim…???? If there is anyone who says that hujjah have not been imposed on the police that they do not realize their actions and thus cannot be said as kafir just like that… Remember…!!! They do not know the rulings of committing the sin, or they don’t want to know…??? Example, if there is someone who commits zina in this country, but he reasoned that he did not know that the act of zina is forbidden in the Qur’an, can his testimony be accepted…? Of course not… because he does not want to know,,, not making use of the vision and hearing given to him by Allah… the same goes with the police… they are kafir because of their job of fighting the Muslims…
Secondly…
Based on the testimony obtained, of how the movement this youth was observed, it is clear that this young man tried to blow up the infidels who were in the masjid, not trying to blow up the masjid to kill the kafir…!!! Please note carefully this sentence.. Perhaps, the youth had found it difficult to approach the target outside, but he found the opportunity in the masjid, and he did not find other way to kill the target except in the masjid, this is possible… then is it not better for us to have husnudzhan (positive thoughts) on this youth…???
Thirdly…
It is not forever that the masjid cannot be damaged… When the Ahmadiyah built a masjid, and there was a group of Muslims who ruined it, then some people amongst us were silent and there were also those who justified and probably no one had blamed it, but when the masjidowned by the police was harmed, why do we hesitate to act the same…??? Do you consider that the police are more Muslim compared to the Ahmadiyah? Wallahu’alam… But what’s certain is, Rasulullah had burned Masjid Dhirar, namely a masjid that was built not for the right purposes, but a place to divide the ummah. It was proven that the people had used that masjid for a gathering place, to gossip, to find the fault of the Muslims themselves, and it was recorded in Surah At-Taubah verse 107. Therefore, can’t the masjid used by the ulama’s of the thaghutto destroy the fikrah of the ummah, to stop the war against the thaghut, be harmed, even if it’s just a little bit…? Is it true that the masjid used by the enemies of Allah to plot against His religion cannot be harmed…?
Fourthly…
True… that this shaheed bomb exploded in a masjid… and a masjid is a sacred place for Muslims… but does anyone remember the story Hathib bin Abu Balta’ah…? Namely the story of a great sahabah who participated in the battle of Badr, when he sent a letter to the Quraysh in the year of the conquest of Makkah, while telling them about the intentions of Rasulullah salallaahu ‘alaihi wassallam of wanting to set out and attack them.
Ali bin Abi Thalib described his experiences regarding the incident as follows:
Rasulullah SAW ordered the three of us, i.e. myself, Zubair and Al Miqdad : ‘Go to a raudhah (meadow) named Khakh. You will find a woman on her way to Makkah bringing a letter. Take the letter from her hand!’ We set out with our horses and upon arriving at the place we encountered the woman who was referred by the Prophet SAW. We asked her so she would surrender the letter that was hidden. She replied that she did not bring a letter. In the end we threatened: ‘Show us the letter, if not we’ll have to strip you!’ She was forced to take the letter out which she carried inside a bag and surrendered it to us. We then returned immediately to see Rasulullah SAW… When opened, it apparently contained a writing: From Hathib bin Abi Balta’ah to the mushrikeen of Makkah telling them about some plans that were going to be carried out by Rasulullah SAW. Hathib was then summoned and asked by Rasulullah: ‘Hey Hathib, what is the purpose of this letter?’ He asnwered: ‘O Rasulullah, don’t be so hasty in punishing me. I have a very close relationship with the people of Quraysh. I formerly had been their ally although it was not me who became their backbone. Among the people of Muhajirin who are together with you, there are many who have relatives in Makkah who look after the families and possessions they left behind. Although those Quraysh people do not have a genealogical relationship with me, but I wish that there are some among them who want to look after my relatives. I did this so not because I have become murtad at all, nor because I want to become kafir after I have embraced Islam…’
Rasulullah SAW then said to his sahabahs: “Indeed, this person has been telling the truth to you!”
Umar Ibnul Khattab replied: “O Rasulullah, allow me to just chop off the neck of that munafiq!” Rasulullah replied promptly: “He participated in the battle of Badr! Do you know, if Allah SWT elevates the dignity of those who participated in the battle of Badr, thus Allah speaks: ‘Do as you like, I have forgiven you…!'”
O akhi.. we know and are haqqul yaqin that the sins of those who conducted jihad and are killed in Allah’s cause, will be forgiven form the first drop of their blood…
“There are six things that are provided by Allah for one who dies shaheed: his sins are forgiven from the first drops of his blood; he will be shown his place in paradise; kept away from the torment of the grave; he will be spared the torment of the grave; he will be protected from the greater terror (of the Day of Judgement); A crown of dignity, will be placed on his head, one ruby of which is better than this world and all that is in it; he will be married to seventy two of al-hoor al-‘iyn; and he will be permitted to intercede for seventy of his relatives.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi -hadith hasan, and Ibnu Majah with a saheeh sanad)
This youth… who continued to receive criticism… with all his ability.. has tried to destroy the enemies of Allah!! Stepping forward boldly and without even a bit of hesitation, to sacrifice his life for the glory of this religion… not the least he was tempted by the future that seems bright for a young man like him… a strong body… he gives for Allah… a brilliant brain that made him able to arrange strategies to enter into the enemy lines.. he gives to Allah….
Indeed.. my life, my ibaadah and my death.. are only for Allah…
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Dedication Greetings from us:
Forum Islam

Jihādī Primary Source Material Data Dump, December 23-January 2

NOTE: Below are all of the primary source materials that I did not post while on vacation. All materials are posted by date that they were first released to the various fora. I hope this is helpful to those who were also on vacation during this time period and did not get the opportunity to follow the fora activities.

December 23:


‘Abdullah ‘Azzām Brigades — Statement Number 3 within the series- Identifying the Way of the Offenders
December 24:

al-Qā’idah in the Arabian Peninsula releases its Arabic language magazine Ṣadā al-Malāḥim Issue #14


Ḥarakat al-al-Shabāb al-Mujāhīn releases an Arabic and English translation of their statement, which announced an alliance with Ḥizb al-Islām. See here for the original in Somali language.


Anṣār al-Mujāhidīn English Forum in honor of its two year anniversary presents an English translation of  As-Saḥāb’s Ramaḍān Sermons series #1 by Abū Zayd al-Kūwaytī “Ramaḍān Intensive Course”

The Islamic Movement of Uzbekistan presents its list of martyrs for the year 1431 H. According to them, fifty-two individuals were killed.
December 25:


al-Furqān Media, which is affiliated with the Islamic State of Iraq [al-Qā’idah in Iraq] has released “Risen Alive #3,” which is one of their many martyrology series’

December 26:

Kavkaz Jihād Blog translates into English a jihādī story titled “Fight in the Forest,” which was originally published by Hunafa.
December 28:
Ḥizb al-Islāmī al-Turkistānī [Turkestan Islamic Party] released its martyrology video series  “Lovers of Paradise #5,″ which you can see below. For previous videos see #3 and #4.



Dār al-Jabhah Publications and Distribution and the Global Islamic Media Front (GIMF) released “The Explosives Course” by Shaykh Abū Khabbab al-Miṣrī

Ma’sadat al-Mujāhidīn — Claiming Responsibility for the Attack on the Israeli Train
December 29:


al-Qā’idah in the Arabian Peninsula releases its Arabic language magazine Ṣadā al-Malāḥim Issue #15
December 30:

Anṣār al-Mujāhidīn English Forum publishes an English translation of the Global Islamic Media Front’s release by Abū Qandahār al-Zarqāwī “The Blazing Light- In Inciting for Jihād”

New article from member of the Anṣār al-Mujāhidīn English Forum titled “Refute the Unbelievers- Mujāhidīn Fighters, Mercenaries Without Boundaries?”


Abū Muḥmmad al-Maqdisī’s Minbar at-Tawḥīd wa’l-Jihād Sharī’ah Council published a new fatwā by Abū Hamām Bakr Bin ‘Abd al- ‘Azīz al-‘Atharī: “What is the Ruling on Congratulating Christians During New Years?”
December 31:

The Islamic Emirate of Afghanistan releases In Fight Magazine #24. For previous issues see: #23#22#21; and #20.


Abū Muḥmmad al-Maqdisī’s Minbar at-Tawḥīd wa’l-Jihād Sharī’ah Council published two new fatāwā:

January 1:

Statement from Ḥarakat al-al-Shabāb al-Mujāhīn on Opening the Door of Communication with al-Katāi’b Media


The January 2011 issue of Nawaī Afghān Jihād Magazine released


Abū Muḥmmad al-Maqdisī has released a new video sermon titled “Three Assets:”

January 2:

Anṣār al-Mujāhidīn English Forum has translated “The Last Will of the First Sister Who Attacked the Moscow Subway,” which was attack in March 2010.

Abū Muḥammad Jibrīl of Sawt al-Jihād in Nusantara wrote a new article titled “De-Radicalization, The Effort To Extinguish The Light Of Shari’a And Jihad In Indonesia”

Sawt al-Jihād in Nusantara presents: "Interview with Shaykh Abū Bakār Ba'asyir"

UPDATE: Flashpoint Partners released a transcript of an interview with Shaykh Abū Bakār Ba’asyir:
Voice of Jihad in Nusantara- “Interview with the Sheikh Abu Baker Ba’asir Regarding Obama’s Speech to the Islamic World, and some Other Affairs”
[scribd id=38861933 key=key-14w9ea7rrz6a15b0kfh2 mode=list]

NOTE: Sawt al-Jihād in Nusantara released a statement in mid-August when Shaykh Abū Bakār Ba’asyir was arrested.


The Global Islamic Media Front presents a statement from Sawt al-Jihād in Nusantara: "On the arrest of Shaykh Abū Bakār Ba’asyir, and on the Jihād of Today in Indonesia"

UPDATE: Flashpoint Partners released a transcript of  the Global Islamic Media Front’s Statement on behalf of “Sawt al-Jihād Nusantara” on the Arrest of Shaykh Abū Bakār Ba’asyir. Here is a brief abstract of the transcript and below it is the entire transcript:

On August 14, 2010, the Global Islamic Media Front published a statement on behalf of “Sawt al-Jihad Nustantara” regarding the arrest of Sheikh Abu Bakar Ba’ashir by Indonesian authorities, labeling the arrest “a great injustice to Islam and Muslims” and “part of the Crusader war that is organized by the apostate Indonesian government.” The statement also claimed that “after the execution of the three heroes from the Bali Battle, the mujahideen have unified those from among the different Salafist, Jihadist groups, and after the martyrdom of the leader mujahid Abu Maooth Norudeen bin Muhammad Toub al-Malizi, along with his heroic brothers—may Allah accept them all—…under one word and under the banner of fighting.”

GIMF Statement on Behalf of “Sawt al-Jihad Nusantara” on the Arrest of Sheikh Abu Bakar Ba’ashir
[scribd id=36117338 key=key-1qln5ic0pl4i8zolv6tf mode=list]























Arabic Statement: (يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ) التوبة: 32-33

الحمد لله ناصر المؤمنين، مخزي الكافرين، الذي وعدنا بالنصر والتمكين، وجعلهما في جهاد الكافرين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، وإمام المجاهدين، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
ففي يوم الاثنين بتاريخ 9/8/2010 مـ خرجت الشرطة الإندونيسية لمكافحة الإرهاب – الإسلام – لاعتقال الشيخ أبو بكر باعشير بعد أن ألقى محاضرة في ولاية جاوا الغربية. اعتقل طاغوت إندونيسيا الشيخ أبو بكر بعاشير بالجرم والقهر، ولرفض الشيخ أبي بكر لهذا الاعتقال هاجمت الشرطة الإندونيسية لمكافحة الإرهاب – الإسلام – السيارة التي كانت تقل الشيخ هجمة شرسة. فاعتقلوا الشيخ ومعه 8 من الإخوة و تركوا زوجة الشيخ وإحدى المسلمات معه. إن هذا الاعتقال ظلم عظيم للإسلام والمسلمين و إنه جزء من الحرب الصليبية تديرها حكومة إندونيسيا المرتدة. والمسرور المريد بهذا الاعتقال هو الدولة البربرية أمريكا وأوستراليا، وقد تم الاعتقال بعد أن اعترفت أمريكا على عمل الحكومة الإندونيسية ضد الإرهابيين –الذي في الحقيقة ضد المجاهدين-. ونبشر الأمة الإسلامية عامة والمجاهدين في كل مكان خاصة؛ أن المجاهدين في إندونيسيا لن يتوقفوا عن طريق الجهاد والتضحية، وإن قُتِل الكثير من قادة الجهاد والمجاهدين شهداءً و الكثير منهم المعتقل، ولكن الجيل الجهادي يتوالد في هذا البلد و راية الجهاد لن تسقط بإذن الله تعالى. ونبشركم أيها المجاهدون أنه بعد إعدام أبطال غزوة بالي الثلاثة، قد اتحد المجاهدون من الجماعات السلفية الجهادية المختلفة، وبعد استشهاد القائد المجاهد أبو معوذ نور الدين بن محمد توب الماليزيي مع إخوته الأبطال تقبلهم الله جميعا، اتحد الإخوة المجاهدون تحت الكلمة الواحدة وتحت راية القتال. وقد رأيتم بطولتهم في ولاية أتشيه أول هذه السنة. ونذكر المجاهدين والموحدين في إندونيسيا، قال الله: (وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ * وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَن قَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (آل عمران: 146-147)

ونقول للصليبيين الصهيونيين وعملائهم من المرتدين؛ إن شدة البلاء على المجاهدين، هي من علامات النصر والتمكين من الله عز وجل للمجاهدين. وإننا نحن أمة الإسلام لينصرن الله علينا، وإن الكافرين لمغلوبون وهم المخزون في الدنيا والآخرة.
فانتظروا إنا معكم منتظرون..
(وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ)
اللهمّ عليك باليهود والنصارى وعملائهم المرتدّين..
اللهمّ أنصرالمجاهدين في كلّ مكان، وأيدهم بمددمن عندك..
وصلى الله وسلم على نبينامحمد و على آله وصحابته أجمعين..
إخوانكم في
صوت الجهاد في نوسانتارا
جنوب شرق آسيا 1 رمضان 1431 هـ

—————————
Indonesian Statement:
البيان باللغة الأندونيسية
بسم الله الرحمن الرحيم Sawt al-Jihad Nusantara Bayanat tentang penangkapan Sheikh Abu Bakr Bashir dan situasi terkini dari Jihad di Indonesia (يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ * ُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ) Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai ( Al-Tawbah 32-33) الحمد لله ناصر المؤمنين، مخزي الكافرين، الذي وعدنا بالنصر والتمكين، وجعلهما في جهاد الكافرين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، وإمام المجاهدين، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد: Pada hari senin pagi tanggal 9/8/2010, pemerintah murtad indonesia dengan mengerahkan satuan polisi anti-terornya telah menangkap Sheikh Abu Bakr Bashir, setelah beliau memberikan ceramah agama di wilayah Jawa barat. taghut Indonesia menangkap sheikh Abu Bakr Bashir secara paksa dan licik, Sheikh Abu Bakr menolak penangkapan dirinya sehingga mobil yang ditumpanginya bersama istirinya diserang secara brutal oleh satuan polisi anti-teror. bersama Sheikh Abu Bakr juga ditangkap 8 ikhwan lainnya, sementara istri beliau dan seorang muslimah lainnya telah dibebaskan. Sesungguhnya penangkapan ini adalah kezaliman besar bagi umat Islam dan ini merupakan bagian dari perang salib yang dilancarkan terhadap islam dan kaum muslimin oleh pemerintah murtad Indonesia .
Sesungguhnya yang paling gembira dan menghendaki penangkapan ini adalah negara barbar amerika dan australia dan penangkapan ini terjadi setelah amerika menyatakan puas atas kerja indonesia memberantas teroris -yang sebenarnya memberantas Mujahidin-. Kami beritahukan kepada umat Islam secara umum dan Mujahidin di setiap tempat secara khusus: bahwasanya Mujahidin di indonesia tidak akan pernah mundur dari jalan jihad dan pengorbanan. walaupun banyak dari para pemimpin jihad dan mujahidin yang telah gugur sebagai shuhada dan sebagian besar lainnya tertangkap, tapi generasi jihad akan terus lahir di negeri ini dan bendera jihad tidak akan pernah tumbang, dengan izin Allah ta’ala. Dan kami berikan sebuah kabar gembira bagi para Mujahidin: bahwa sejak di eksekusinya trio pahlawan bom bali, para mujahidin di indonesia yang tergabung dari berbagai Jama’ah Salafiyah Jihadiyah yang berbeda mulai melakukan konsolidasi persatuan dan setelah shahidnya Al-Qaid Mujahid Abu Muawwidh Nurrudin bin Muhammad Top al-Malayzi bersama ikhwan-ikhwannya yang gagah berani (semoga Allah menerima mereka semua), para Mujahidin Indonesia telah bersatu dibawah satu kalimat dan bendera peperangan. Dan kalian telah melihat aksi mereka yang heroic di wilayah Aceh pada awal tahun ini. Dan kepada kaum Mujahidin dan Muwahidin di Indonesia, kami sampaikan ayat Allah ta’ala : (

وَكَأَيِّن

Articles of the Week – 7/3-7/9

Sunday July 4:
Book Review of “The World for Ransom: Piracy Is Terrorism, Terrorism Is Piracy” – Daveed Gartenstein-Ross, Pragati: https://bit.ly/9xbU8r
“The Transformation of Algerian Islamist Parties” – Amel Boubekeur, The Maghreb Center Journalhttps://bit.ly/bAYfIm
“Al Qaeda In Kashmir” – Eric Randolph, Current Intelligencehttps://bit.ly/d2muus
Monday July 5:
“AQAP Inspire Magazine is Nothing New” – J.M. Berger, IntelWire: https://bit.ly/aWduVO
Tuesday July 6:
“Indonesia: The Dark Side of Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT)” – International Crisis Grouphttps://bit.ly/aUUMun
“Un-Inspired” – Thomas Hegghammer, Jihadicahttps://bit.ly/9ZB6hV
Wednesday July 7:
French Doctrine for Counterinsurgency at the Tactical Level https://bit.ly/bZcizW
“Observations of Turkish Islamist Politics: Islamic Democrats or Enemies of Turkish Secularism?” – Youssef Aboul-Enein, Small Wars Journalhttps://bit.ly/9kVhj3
“Pakistan’s Competing Jihadists” – Praveen Swami, The Hinduhttps://bit.ly/acCq3N
Jihadi Websites Monitoring Group, Periodical Review June 2010 – No. 2, International Institute for Counter-Terrorismhttps://bit.ly/8XshP8
“Asian influence in the Middle East — friend or foe?” – Geoffrey Kemp, The Middle East Channelhttps://bit.ly/dxWdra
Thursday July 8:
Salafi-Jihadis and the North Caucasus: Is There a New Phase of the War in the Making? – Murad Batal al-Shishani, Terrorism Monitorhttps://bit.ly/aDHJa2
Friday July 9:
“Resistance Land- Hezbollah’s new theme park” – Andrew Table, Foreign Policyhttps://bit.ly/aJpnwW
“The Legal War on Terror for the week of 7/2-7/8” – Andrew Lebovich, Foreign Policyhttps://bit.ly/9J7Ssq
“The Salafists: the Latest in Islamist Politics” – François Burgat, Le Mondehttps://bit.ly/d0vtLF
Interview with Marjane Satrapi, author of the graphic novel Persepolis – Foreign Policyhttps://bit.ly/akEZae

Best Articles of the Past Week – 6/12-6/18

Sunday June 13:
“Lashkar-i-Taiba: Roots, Logistics, Partnerships, and the Fallacy of Subservient Proxies” – Ryan Clarke, Terrorism and Political Violence, Volume 22 Issue 3, July 2010, 395-418: https://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a922884886~frm=titlelink
Monday June 14:
“Jihad Is Not the Medicine for Every Disease” – Mark Stout, On War and Words: https://onwarandwords.wordpress.com/2010/06/14/jihad-is-not-the-medicine-for-every-disease/
AfPak Behind the Lines: Taliban reconciliation” – Interview with Thomas Ruttig, The AfPak Channel: https://afpak.foreignpolicy.com/posts/2010/06/14/afpak_behind_the_lines_thomas_ruttig
Barack Obama face au spectre Al-Qaida” – Jean-Pierre Filiu, Le Monde: https://www.lemonde.fr/idees/article/2010/06/14/barack-obama-face-au-spectre-al-qaida_1372437_3232.html
Tuesday June 15:
“Catherine Zara Raymond — Al Muhajiroun and Islam4UK- The group behind the ban” – Catherine Zara Raymond, The International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence, May 2010:  https://icsr.info/publications/papers/1276697989CatherineZaraRaymondICSRPaper.pdf
Wednesday June 16:
“Afghanistan: Graveyard of Assumptions?” – Andrew Exum, Abu Muqawama Blog: https://www.cnas.org/blogs/abumuqawama/2010/06/afghanistan-graveyard-assumptions.html
Thursday June 17:
“World Cup Fatwa” – Mathilde Aarseth, Jihadica: https://www.jihadica.com/world-cup-fatwa/
“Coddling Pakistan’s Islamists” – Rania Abouzeid, The AfPak Channel: https://afpak.foreignpolicy.com/posts/2010/06/17/coddling_pakistans_islamists
“The Hollow Arab Core” – Marc Lynch, The Middle East Channel: https://mideast.foreignpolicy.com/posts/2010/06/17/the_hollow_arab_core
“Terrorists Versus Soccer” – Adam Serwer, The American Prospect: https://www.prospect.org/cs/articles?article=terrorists_v_soccer
“English Translation of Abū Walīd’s Response to Charles Cameron” – al-Maktabah Blog: https://azelin.wordpress.com/2010/06/17/english-translation-of-abu-walids-response-to-charles-cameron/
“The Legal War on Terror for the week of 6/11-6/17” – Andrew Lebovich, Foreign Policy: https://www.foreignpolicy.com/articles/2010/06/17/the_lwot_grand_jury_returns_shahzad_indictment_supreme_court_rejects_rendition_lawsuit
“Pak intelligence pulls Taliban strings: New report gives an inside view of our ally’s double game” – Daveed Gartenstein-Ross, The Washington Times: https://www.washingtontimes.com/news/2010/jun/17/pak-intelligence-pulls-taliban-strings/
Friday June 18:
“Could the Taliban Take Over Pakistan’s Punjab Province?” – Ahmad Majidyar, The American Enterprise Institute: https://www.aei.org/docLib/02-MEO-June-2010-g.pdf

Indonesian Website 'Al Muhājirūn' publishes article titled "Jihād For Palestine"

NOTE: Below is an unedited English translation of the article “Jihād for Palestine”, which was originally published in Indonesian on the website Al Muhājirūn.

Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -call upon the entire Islamic ummah, whether it be the individuals orjama’ah and organization to show their supports verbally, physically and financially (with properties) to the Mujahids, the people who are struggling against the fascist nation that is really in existent, which is called Israel; until we can destroy it. With that, the land of Palestine, the Golan Heights and the Gaza Strip can be liberated and they would become the possessions of the Muslims in order to establish theShari’ah of Islam.
Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -call upon the ummah of Rasulullah SAW to remember that Masjid Al-Aqsa is closely related to our aqeedah. The masjid was the place where Allah SWT brought Muhammad SAW one night from Makkah and from where he SAW was raised to heaven and the place where the Prophet SAW led all the prophets including Isa, Musa and Ibrahim AS in an activity of solat.
Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -call upon the entire Islamic ummah to expose the conspiracy of the Jews and Christians in creating divisions amongst the Islamic ummah and stealing their sources of wealth. We suggest that You expose them. Indeed, the reality of the imperialist (who occupied Palestine) motives are not to please their god, but to destroy Masjid Al-Aqsa in the hope that they would find the lost properties of Prophet Ibrahim AS.
Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -call upon all the Imams of the masjid and communities of leaders to motivate the Islamic ummah wherever they are, to emphasize on their fellow brothers to fight and perform their tasks of defending the sanctity of Allah SWT, His Rasul Muhammad SAW and the Islamicummah of today. Indeed, Allah will take into account every one of us for accountability.
Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -call upon all the Mujahideen to not despair in continuing their noble activities to get rid of the cancer of Israel from the body of theummah of Prophet Muhammad SAW. The do’a of every Muslim is with you. Indeed, you are in one of the forefronts of the struggle between the haq (truth) and bathil (falsehood), between Islam andkufr (disbeliefs), between the Muslims and kafirs.
Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -wish to remind the entire Islamic ummah that Allah has made the supports for jihad a duty upon the Muslims where ever they are located. Due to that, we are inviting the Islamic ummah for the execution of their duty towards Palestine by mobilizing the power that they have in order to fight the atrocities of the illegitimate State of Israel, by proclaiming jihad as the solution for Palestine, by putting fear into the hearts of the enemies and imparting determination and strength into the hearts of the Mujahids.
Al-Muhajirun– The followers of Ahlus Sunnah wal Jama’ah -call upon all the Islamic ummah to remain firm at this time, when thekafir are endeavoring to stop all forms of jihad and conducting activities of resistance against jihad, by giving bad names to the activities of jihad, as well as calling it illegitimate activities as seen from the aspect of (the kafir) law, they are fighting against the activities of jihad with the epithet of “fighting terrorism”. The duty of conducting jihad is fardhu ‘ain (individual obligation) at this time, which becomes the responsibility of every Muslim, in accordance with their capabilities, where ever they are. Therefore, let’s respond to the calls of Allah SWT and His Rasul Muhammad SAW.
May Allah SWT be pleased with what we call upon you, for us to work together and meet this obligation. Allahu Akbar…!
Sour©e: almuhajirun.net

A Reflection On Aceh Jihād 2010 (Part III – Last Part)

NOTE: Below is an essay written by an online jihādi about the Aceh Jihād in Indonesia. It was originally written on the website Arrahmah.com, which is not in English. The essay is unedited and reflects what the jihādi wrote. If you want a copy of Parts 1 & 2 feel free to email me.

Formulating The Map Of Contributions Of The Islamic Ummah

The Mujahideen need to formulate the map of contributions of the ummahwhich is required for the establishment of Islam, in order to make sure that all elements of the ummah can play their roles according to interests and abilities. Because, in the reality such as Indonesia today (2010), it is unlikely that we can be imagining that the entire Islamic ummah are supporting jihad, let alone to go to the jihad arena.
Unless if the reality is like Iraq or Afghanistan, when the kafir enemies are savagely attacking the Islamic ummah, then as many cadres as possible are required to come to the jihad arena. In a situation like this, the most needed and effective contribution is the picking up of weapons to expel thekafir invaders as immediately as possible.
The map of contributions that we meant is, for example, on how to answer the query of a Muslim journalist; what kind of contribution could he give for jihad and the establishment of Islam if he does not plunge directly into the battlefield? As well as, a similar query from the traders, teachers, farmers, drivers, sailors, IT experts, engineers and all kind of human professions and expertise.
Does inflaming jihad in Indonesia mean summoning them all to abandon their professions and come in droves towards the jihad arena? Once again, in the case of a country with the size of Indonesia, where the total population is more than 200 millions, and with the absence of a “trigger” to ignite the fight, is that a wise choice of method in the establishment of Islam here?
Or will there be tolerance for them to pursue their professions but are still able to contribute for the establishment of Islam? If the answer is yes, then what they need is a map of contributions. They could still work in each of their field, while giving contributions in a chain of links that culminates in jihad fie sabilillah. As far as I know, there has never been a blueprint of the map of contribution made, which covers the entire fields and expertise of the Islamic ummah, at least in Indonesia.
The Islamic ummah in Indonesia have a number of websites which are incessant in voicing out the jihad theme and news, such as Arrahmah.comMuslimdaily.netEramuslim.com and others. The Mujahideen do not need to provoke the admins of those websites to leave their posts and go to the battle hills. Because, the existence of those posts is very vital in educating the ummah about jihad and in advocating the Mujahideen from the cases that are ever ready to ensnare them.
The same goes with the doctors, whether it be the general practitioners or the specialists. Their expertise needs to be maintained in each of their workplace, to be used one day. The cadres of the ummah who are engaging in the technical and engineering field, let them develop in each of their workplace, because jihad really needs their expertise when the time comes one day.
In fact, the da’wah bodies which are alive in the midst of the ummah, with all their diversities and focuses of attention, are also required to be maintained. For example, the institution which focuses in eradicatingmunkar (FPI), pursuing educations for Muslim children (pesantrens and schools), specialization in dealing with the deviated sects (LPPI), specialization in fighting Liberalism and Pluralism (INSIST: Adian Husaini and Co.), specialization in fighting Shiah, specialization in fighting Christianization (FAKTA, etc.) and all other elements of the ummah which have the roles of guarding the big house from the gnawing of the rats ofmunkar and falsehood.
This paradigm is founded on the view that jihad is not the medicine for every disease. Jihad is not like the advertisement of a drink product:“whatever the food, the drink is always Sosro- the Bottled Tea.” To oppose the Shiah in Indonesia, it can’t be done by threatening them with weapons from the battle hills. Because, they are like a chameleon, cleverly infiltrating all lines of livelihood in the cities and villages. They have the kind of aqeedah called Taqiyah, i.e. the necessity of appearing just like the enemies in order to defeat them. The best and most effective way to disclose their guise is by al-kitab, not by as-saif.
Exposing their evils is through ‘ilm and da’wah, not challenging them to gunfights, whereas their own existence itself is hard to detect. Wasn’t Islam established on two mediums; al-kitab al-hadiy and as-saif an-nasir(the Kitab that functions as guidance provider, and the sword that functions as helper). The kitab symbolizes ‘ilm and da’wah, while the saifsymbolizes jihad fie sabilillah. Without the blend of both, the journey of Islam will be imbalanced. If only featuring the kitab, Islam will be abused by the enemies. If only featuring the saif, Islam will appear fierce like a gangster, thus people will be scared to approach it.
The region of Indonesia, with its Muslim majority, is best to be made as the object of da’wah, not the object of jihad yet. Not just any da’wah, but the da’wah that supports the journey of jihad. The ummah are guided so that they are able to understand, practice and defend Islam in the right way. If their expertise and professions are well managed, the strength of the ummah could be used to establish Islam in time, when the momentum has arrived. Unfortunately, mankind are always unable to subdue their true nature; isti’jal (in hurry). Wanting to establish Islam like a magician. Or at least wanting to achieve results like the thugs; point the guns, all will be done.
Careful In Recruiting The Jihad Cadres

The jihad that is interpreted as fighting in the battlefields, should choose the best cadres who have a high level of security. Because, it had already been repeated times that armed jihad was proclaimed in Indonesia, but it always ended up in pitiful arrests. We must always be careful and selective in choosing the cadres who are prepared to conduct jihad with weapons, because, the character of jihad is different from the character of da’wah.
Not all people whose speeches are sweet in supporting jihad are right to be invited to jihad in the battlefield. The intelligence are swarming about, many of whom looking very “salafi” and very “jihadi”. It is too difficult to tell those who are really truthful and safe to be invited for jihad from those we are harming jihad instead.
The intelligence are working very seriously in order to sabotage the ranks of the Mujahideen. We cannot just rely on the cadres of jihad by looking at the external appearances, but we must really feel safe and very familiar with the persons who would become our partners in jihad. Be careful with the questionable jihad cadres i.e. those who are only enthusiastic in talking about jihad, but are reluctant when invited to talk about the correct ways of making wudhu’ as per the sunnah of the Prophet SAW, about the subject of cleanliness (thaharah), and the subject of uncleanliness. They are averse and not enthusiastic in talking about the subject of jilbab on their wives and children, the subject of the school of choice for his children, the subject of the Islamic home interior, the subject of crying due to the fear of Allah, the subject of zuhd, the subject of wara’ , the subject of halal activities, the subject of riba, the subject of ittiba’ to Rasulullah SAW and so on.
Indonesia is not a place that is currently raging with conflicts like Afghanistan, Iraq or Somalia. In the regions of conflict, carefulness that is too tight is not really required in recruiting the cadres of jihad. Anyone who have enough bravery to come to the battlefield and who want to participate in jihad along with the Mujahideen, should be received with open hands.
But for a case like Indonesia, which is not a country of conflict, we cannot instantly feel safe working with the questionable cadres of jihad. Not all who show their interest in the theme of jihad are suitable to be invited to the jihad arena.
This is the character of jihad. Different from the character of da’wah, which is very open. Anyone could be invited to join in the ranks of da’wah. It is compulsory upon us to explain to anyone who enquires about Islam, we cannot refuse it. In fact, even if those enquiring are from amongst the intelligence who want to entrap a da’ie. Anyone who are interested inda’wah and spreading Islam, as long as their good faith is observed, we must appreciate them.
Meanwhile, in jihad, the ranks of Mujahideen can (in fact, must) refuse themunafiq who want to participate in jihad, if they would apparently harm the